Bintuni, harianpapuanews.id – Bupati Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, Petrus Kasihiw, Kamis (11/4), meresmikan beroperasinya taksi air (water taxi) SUBITU Trans Maritim (STM), sebagai alternatif sarana transportasi masyarakat di kawasan pesisir teluk.
STM merupakan bagian dari program pengembangan kewirausahaan masyarakat asli khususnya di bidang jasa transportasi laut dan sungai yang diprakarsai oleh Tangguh LNG. Program ini didukung penuh oleh Pemkab Teluk Bintuni, Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Kelas II Bintuni dan SKK Migas.
Pada tahap awal STM akan mengoperasikan tiga unit kapal secara komersial sebagai armada taksi air. Rencananya ketiga kapal tersebut akan melayani masyarakat di berbagai kampung pesisir antara lain Bintuni, Arandai, Tomu, Sebyar, Taroi, Weriagar, Mogotira dan Kalitami. Kepastian rute dan besaran tarif yang dikenakan nantinya akan dibicarakan bersama dan ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Teluk Bintuni.
Vice President Communications and External Affairs BP Indonesia, Desy Unidjaja mengatakan, peresmian taksi air STM ini menandai babak baru pengembangan transportasi di Kawasan Teluk Bintuni. Ini adalah hasil dari sebuah upaya yang panjang dan tidak mudah.
“Kami sangat senang bahwa pada akhirnya hal ini bisa diwujudkan bersama pemda dan juga pihak otoritas pelabuhan. Dengan diresmikannya fasilitas taksi air melalui SUBITU Trans Maritim ini, kami berharap dapat mempermudah akses transportasi, sekaligus mengembangkan jaringan perekonomian masyarakat kampung, khususnya wilayah pesisir Teluk,” tutur Desy melalui siaran pers yang di terima media ini, Kamis.
Menurut Desy, masing-masing kapal yang akan dioperasikan STM ini memiliki kapasitas angkut 16 orang penumpang dan 1,5 ton barang dengan basis operasionalnya di dermaga Bintuni. Ketiga kapal tersebut terbuat dari material plat baja yang dikembangkan dengan teknologi plat datar (flat hull ship) dengan model semi trimaran. Operasional STM secara umum akan dikelola oleh putra-putri asli dari tujuh kelompok suku yang ada di Bintuni.
“Setelah diresmikan, ketiga kapal taksi air tersebut akan melakukan uji coba pelayaran sekaligus sosialisasi kepada masyarakat selama kurang lebih satu bulan mulai tanggal 1 sampai dengan 31 Mei 2019. Selama uji coba tersebut, penumpang tidak akan dipungut biaya tiket tetapi diwajibkan untuk mendaftar terlebih dulu di Kantor STM untuk dilakukan pendataan dan penjadwalan,” terang Desy.
Peresmian STM ini menyusul kesuksesan empat unit bisnis SUBITU yang didirikan sebelumnya yakni SUBITU Kreasi Busana (SKB), SUBITU Karya Teknik (SKT), SUBITU Inti Konsultan (SIK) dan SUBITU Mart. Pengembangan unit-unit usaha SUBITU tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan program sosial Tangguh yang berkelanjutan (Tangguh Sustainable Development Program) sesuai dengan komitmen AMDAL proyek Tangguh Train III.
“Sejak berdiri, unit-unit bisnis SUBITU tersebut telah berhasil meraih pendapatan dan keuntungan yang terus meningkat dari waktu ke waktu,” beber Desy.
Program sosial Tangguh yang berkelanjutan secara langsung mendukung pembangunan di sektor kesehatan, ekonomi, pendidikan dan pelatihan, serta dalam hal tata kelola pemerintahan. Hingga kini, Tangguh telah menanamkan lebih dari US$ 35 juta melalui program sosial.
“BP sebagai operator Tangguh LNG merupakan salah satu kontraktor kontrak kerja sama (Kontraktor KKS) yang dalam melaksanakan operasinya berada dalam pengawasan dan pengendalian SKK Migas, sebagai wakil pemerintah,” jelas Desy. (*/mel)
