Manokwari, harianpapuanews.id – Patra Marinna Jauhari (31), seorang petugas kesehatan dilaporkan meningga dunia saat menjalankan tugas di daerah terpencil, Puskesmas Pembantu (Pustu), Kampung Oya, Distrik Naikere, Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat.
Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Papua Barat, Senco Irianto Abdullah mengatakan, perawat Patra Marinna Jauhari meninggal dunia sejak Selasa (18/06/2019), Namun, informasi kepergiannya baru diketahui di kabupaten induk pada Jumat (21/06/2019).
“Hal ini dikarenakan susahnya transport dan komunikasi ke tempat tugasnya yang hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki selama empat hari atau menggunakan helikopter,” kata Senco kepada awak media ini, Sabtu malam (22/06/2019).
Menurut Senco, jenazah Patra Marinna Jauhari baru bisa dievakusi menggunakan sebuah helikopter carteran setelah pemerintah daerah setempat mengetahui informasi tentang kematian perawat yang pernah bertugas di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (SRUD) Teluk Bintuni, pada Sabtu siang.
“Setelah adanya informasi tentang kematian itu pada Jumat, mereka (pemerintah daerah) langsung carter helikopter untuk jemput jenazah almarhum Patra Marinna Jauhari. Tapi karena cuaca tidak baik untuk helikopter mendarat, sehingga Sabtu siang baru jenazahnya dijemput,” sebut Senco.
Ketika jenazah almarhum Patra Marinna Jauhari tiba di Wasior Ibukota Kabupaten Teluk Wondama, kondisinya hanya dibungkus menggunakan kain lalu dibaut dengan palstik. Akan tetapi jasadnya sangat memprihatinkan karena mengeluarkan bau tak sedap.
Kemungkinan jenzahnya akan dimakamkan pada Senin pekan depan karena kondisi jenazah sudah tidak memungkinkan untuk dikirim ke kampung halamanya Palopo, Sulawesi Selatan.
“Menutur informasi yang saya terima, kakak kandungnya almarhum dari Palopo tiba di Wasior barulah proses pemakaman dilakukan di sana, karena kondisi jenazah sudah tidak memungkinkan untuk dikirim ke kampung halamannya,” tutur Senco.
Berita meninggalnya Patra Marinna Jauhari diketahui Senco dari salah seorang petugas kesehatan yang tengah meneteskan air mata ketika mengikuti ujian keperawatan, di Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, pada Jumat siang.
“Kebetulan saya sedang memberikan ujian kepada perawat-perawat di dana. Tapi sementara ujian saya lihat seorang peawat sedang menangis. Saya kemudian bertanya kepada perawat itu. Ternyata penyebannya adalah kepergian almarhum Patra Marinna Jauhari,” ujar Senco.
Patra Marinna Jauhari merupakan satu diantara petugas kesehatan lainnya yang harus mengabdikan diri di daerah pedalaman saat mengikuti program pemerintah daerah setempat. Nahasnya, rekan-rekannya baru mengetahui Patra Marinna Jauhari meninggal pada Jumat kemarin.
“Kita belum tahu penyebab kematiannya. Tapi dari cerita teman-temannya, sebelum meninggal Patra sedang dalam keadaan sakit (malaria),” pungkas Senco. (mel)
