KAWASAN lereng gunung Merapi memiliki potensi yang cukup besar di bidang pariwisata. Panorama alam yang ada di dalamnya tentu saja menarik minat wisatawan lokal maupun manca negara. Bunker Kaliadem, mungkin salah satu daerah wisata paling terkenal di lereng Merapi yang masuk wilayah Sleman. Sebenarnya ada beberapa tempat lagi yang tidak kalah indah dari Bunker Kaliadem, dan salah satunya adalah daerah wisata Bukit Kali Kuning.
Sebelum terjadi erupsi besar gunung Merapi pada tahun 2010 yang silam, obyek wisata yang masuk ke wilayah Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut cukup ramai dikunjungi. Saat itu, daearah yang landscape-nya berupa perbukitan dan aliran sungai yang curam ditumbuhi banyak pohon pinus.
Letusan gunung Merapi tahun 2010 merusak kawasan Kalikuning. Sapuan awan panasnya meluluhlantakan semua tumbuhan yang ada di daerah tersebut. Namun, saat ini beragam tumbuhan mulai menghijau di lereng-lereng bukit di daerah tersebut, sehingga lokasi bekas letusan gunung merapi pada tahun 2010 silam kini dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai tempat wisisata Volkano Trekking. Wistawan yang berkunjung dapat melewati jejak-jeka letusan gunung Merapi.
“Jika teman-teman ingin melihat panorama alam di sana atau ingin mencoba Volkano Trekking silahkan, sensasinya sangat luar biasa dan penuh tantangan,” kata Pramuwisata Umum (General Tour Guade), Cak Roni saat bincang-bincang bersama awak media ini
Pemandangan alam di lerang gunung Merapi, sebut Cak Roni, sangat indah membuat ratusan wiasatawan sering sekali berkunjung kesana menggunakan Armada Jeep Merapi. Pasalnya, warga lokal mempunyai ribuan Jeep yang siap mengantarkan wisatawan sampai ke kaki bukit Merapi.
“Merapi memiliki Armada Jeep kurang lebih 1250. Setiap Jeep isinya empat orang. Satu Jeep rata-rata bisa mengangkut wisatawan dua kali per hari. Jika dikalikan perharinya, wisatawan yang berkunjung ke Merapi bisa mencapai ribuan orang,” ungkap Cak Roni.
Adapun sejumlah objek wisata dan kuliner Lereng Gunung Merapi yang sering dikunjungi wisatawa yakni Kali Adem, Berburu Landscaoe Merapi, Makam Bmbah Marijan, Berburu Kuliner Lerang Merapi, Cross Adventure, Bukit Kali Kuning, Bunker Kaliadem, Bukit Klagon, Batu Alien Cangkringan, Stonehenge Cangringan, The Lost World Castle, Mesium Gunung Merapi, Tlogo Putri, Air Terjun Tlogo Muncar, Museum Ullen Sentalu, Wisata Edukasi Omah Salak, Kawasan Wisata Kaliurang, Desa Wisata Ladok Sambi, Desa Wisata Pulesari, Goa Jepang Kaliurang, Desa Wisata Pentingsari.
“Tempat-tempat wisata yang berada Daerah Istimewa Yogyakarta cukup sangat menerik, makanya banyak sekali wisatan lokal maupaun mancanegara yang datang ke sini untuk menghabiskan waktu liburannya besama keluarga, teman kerja dan lain-lain sebagainya,” ujar Cak Roni.
Untuk diketahi bersama, siklus erupsi gunung Merapi biasanya antara antara 4-8 tahun. Sebelum-sebelumnya erupsi Merapi tidak terlalu mengeluarkan sumburan awan panasnya. Namun, pada 2006 erupsi Merapi lebih besar karena yang dikeluarkan bukan hanya awan panas tetapi disertai matrialnya.
“Ketika 2006 silam, banyak sekali kerusakan yang ditimbulkan akibat adanya erupsi Merapi. Semua pepohonan yang ada di sekitar Merapi terlihat kering dan gersang. Tapi seiring berjalannya waku rumput dan pepohonan kembali tumbuh menghiasi kaki gunung Merapi,” sebut Cak Roni.
Letusan Merapi pada 2010 juga menalan ratusan korban. Karena sigapnya masyarakat, pemerintah, relawan dan jurnalis dalam mengantisipasi erupsi Merapi sehingga bisa meminimalisir jatuhnya banyak korban. Namun, beberapa warga yang tinggal berdekatan dengan lokasi Mbah Marijan tak mau dievakuasi, sehingga mereka meninggal bersama dua Jurnalis yang meninggal di Bunker Kaliadem.
“Waktu itu kesiapan dari pemerintah, relawan dan jurnalis, semuanya berperan serta untuk mengevakuasi masyarakat yang di kilometar terdekat dari Merapi sebelum erupsi. Tapi warga sekitar pemukiman Mbah Marijan tak mau dievakuasi, akhirnya mereka meninggal bersama Mbah Marijan, termasuk dua Jurnalis di Bunker Kaliadem,” ungkapnya. (*/mel)