Manokwari, harianpapuanews.id – Tim ekspedisi Papua Terang dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Cenderawasih (Uncen) telah berhasil melakukan rurvei terhadap 113 desa/kampung di wilayah Papua Barat.
“Mereka diberikan waktu selama kurang lebih tiga minggu mendatangi 113 kampung untuk melaksanakan survei. Namun dari ratusan kampung itu, sebagian sudah diterangi listrik melalui PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) maupun PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro) milik pemerintah daerah,” kata Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Manokwari, Sulisiyo melalui MB Perencanaan, Sugiri saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (22/10/2018).
Namun, sebut Sugiri, ada 83 kampung yang tersebar di sembilan kabupaten yakni Teluk Bintuni, Tambrauw, Maybrat, Raja Ampat, Teluk Wondama, Manokwari Selatan, Manokwari, Pegunungan Arfak dan satu kabupaten lainnya benar-benar belum dilistriki sehingga itu yang akan dikerjakan oleh PLN pada 2019 mendatang.
“Sebanyak delapan puluh tiga kampung yang tersebar di sembilan kabupaten itu yang mememang belum berlistrik, sehingga itu akan dieksekusi oleh PLN pada 2019 nanti,” jelasnya.
Menurut Sugiri, bagian perencanaan PLN sebelumnya telah melaksanakan survei dan dilanjutkan oleh rekonsultan. Akan tetapi ada beberapa kampung yang lokasinya cukup sulit diakses dibandingkan dengan lokasi sebelumnya.
“Kendalanya yang jelas kebanyakan kampung itu berada di daerah kepulauan dan pegunungan yang akses jalannya sulit dijankau menggunakan kendaraan dan harus berjalan kaki,” ujarnya.
Sebelum melaksanakan survei, lanjut Sugiri, yang menjadi pertimbangan PLN menjalankan program ini adalah melistriki kampung-kampung yang sudah bisa dijangkau menggunakan kendaraan. Jika ada kampung yang sulit dijangkau dengan kendaraan, maka solusinya adalah kampung tersebut direkomendasikan menggunakan Tabung Listrik (Talis).
“Tapi kampung-kampung yang belum dilistriki itu penduduknya sangat sedikit. Kebanyakan yang ada hanya tujuh keluarga, sehingga kita masih mencari metode apa yang digunakan untuk melistriki kampung-kampung ini,” ucapnya.
PLN, katanya, tidak mungkin membangun Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dan PLTS untuk melistriki kampung-kampung dimaksud karena penduduknya terlalu sedikit dan jauh. Selain itu, kendaraan pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) belum bisa masuk ke daerah terpenncil.
“Jadi khusus untuk kampung-kampung yang sulit diakses dengan kendaraan akan kita rekomendasikan menggunakan Talis (Tabung Listrik). Kalau untuk kampung yang ada akses jalannya kita rekomendasikan pakai PLTS komunal terpusat,” bebernya.
Sedangkan untuk kampung-kampung yang potensial dan pelanggannya tergolong banyak serta bisa akses menggunakan kendaraan dari satu kampung ke kampung yang lain, maka PLN akan merekomendasikan pemasangan PLTD.
“Ada beberapa kampung yang dimungkinkan untuk pemasangan PLTD dan kami sedang mempersiapkannya. Makanya dari itu, ada kampung yang direkomendasikan untuk PLTS dan PLTD,” pungkasnya. (mel)
