Manokwari, harianpapuanews.id – Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf), Provinsi Papua Barat, memiliki destinasi wisata alam pegunungan yang paling indah karena memiliki Danau Anggi yang berada di ketinggian kurang lebih 2.950 meter di atas permukaan laut. Sayang pemerintah setempat belum melirik potensi wisatanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
“Untuk mendorong dan memaksimalkan potensi wisata tersebut, maka yang harus dilakukan oleh Disbudpar adalah membuat Master-Plan (Metodologi Penyusunan Rencana Strategi) menarik dan bagus supaya bisa ditewarkan kedapan istansi lain agar mengerjakannya secara bergotong royong,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Periwisata (Disbudpar) Papua Barat Yusak Wabiya kepada wartawan, Rabu (31/10/2018).
Apabila Master-Plan tersebut sudah dirancan Disbudpar Papua Barat akan mengudang stakeholder internal dan eksternal yang berhubungan langsung dengan pariwisata seperti Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pertanian dan Perkebunan, serta Dinas Kelautan dan Perikanan untuk mempresentasaikan rencana pembangunan potensi wisata, di Kabupaten Pegaf.
“Kalau Master-Plannya sudah dibuta, kita akan undang mereka untuk mempresentasikan dan memberikan keyakinan kepada mereka, sehingga mereka tertarik dan mau bergotong royong melaksanakan pembangunan di lokasi itu,” kata Yusak.
Menurut Yusak, jika empat isntasi pemerintah tersebut tertarik, maka Dinas Perhubungan membangun bandara dan jembatan, Pekerjaan Umum membangun infrastruktur jalan, Pertanian dan Perkebunan bercocok tanam, Dinas Kelautan dan Perikanan melaksanakan pengembangan budidaya ikan
“Jika semua itu sudah dibuat, baru kita tawarkan kepada gubernur untuk membil kebijakan anggaran. Kalau kita belum melakukannya, gubernur maupun bupati belum bisa membuat kebijakan mengeluarkan anggaran untuk pembangunan. Jadi kita berbuat dulu, baru bisa meyakinkan gubernur,” tegasnya.
Yusak menjelaskan, langkah-langkah ini yang sementara dikerjalan oleh Disbudpar Papua Barat. Jika perencanaan ini sudah matang, maka organisasi perangkat daerah (OPD) yang bergerak dibidang pariwisata akan diundang guna membahas rencana pengembangan wisata alam di Pegaf.
“Melalui pertemuan itu, kita akan membuat program terpadu yang nantinya disampaikan kepada eksekutif dan legislatif agar mereka mengalokasikan angaran untuk itu. Sebab kalau bicara soal pengembangan lokasi wisata bukan hanya tanggung jawab kami,” jelasnya.
Sebab, lanjut Ysak, alokasi anggaran yang ditetapkan untuk mendanai belanja sektor pariwsata sangat bergantung pada perencanaan yang dibutuhkan. Pemerintah daerah tidak mungkin sekaligus mengalokasikan anggaran untuk membangun distinasi wisata alam di Pegaf melainkan bertahap.
“Sebetulnya kalau destinasi pariwisata itu sudah berkembang, dia akan membangun dirinya sendiri. Tapi itu bukan hanya tugas pemerintah semata melainkan juga tugas pihak ketiga yakni pengusaha maupun kelompok masyarakat untuk membangun hotel dan penginapan dan lain-lain,” pungkasnya. (mel)