Manokwari, harianpapuanews.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat, merilis Keadaan Angkatan Kerja, Pertumbuhan Ekonomi dan Indeks Tendensi Konsumen (ITK), di Aula BPS Jalan Trikora Sowi VI Nomor 99 Manokwari, Senin (05/11/2018). Dalam rilis tersebut BPS menyebut Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Papua Barat cenderung mengalami penurunan selama empat tahun terakhir sejak Agustus 2015 hingga Agustus 2018.
“Pada Agustus 2015 TPT Papua Barat sebesar 8,08 persen dan terus menurun hingga 6, 30 persen pada Agustus 2018 ini. Dalam empat tahun ini TPT telah turun sebesar 1,78 persen,” ungkap Kapala BPS Papua Barat, Endang Retno Sri Subiyandani didampingi Kepala Bidang Statistik Sosial Robert Ronytua Pardosi dan Kepala Bidang Statistik Neraca Wilayah dan Analisa, Jerison Sumual, Senin.
Menurut Endang, penurunan presentase pengangguran menunjukkan presentasi kesempatan bekerja meningkat, yaitu perbandingan antara pencari kerja dengan lapangan pekerjaan yang tersedia.
“Kondisi ini dapat berdampak pada peningkatan pendapatan atau produktivitas masyarakat,” jelas Endang.
Robert Pardosi menyampaikan bahwa jika dilihat dari keadaan setiap kabupaten/kota di Papua Barat tidak semua mengalami penunuran TPT, ada sebagian kabupaten/kota mengalami peningkatan TPT pada Agustus 2018 ini jika dibandingkan dengan Agustus 2017.
“Peningkatan TPT diduga disebabkan oleh beberapa kondisi, diantaranya keadaan cuaca yang tidak mendukung bagi pelaku usaha di sektor pertanian dan perikanan serta terjadinya penurunan jumlah pelaku usaha perdagangan,” kata Robert.
Sedangkan penurunan TPT, lanjut Robert, diduga disebabkan karena beberapa keadaan seperti Dana Desa yang baru saja turun digunakan untuk pembangunan infrastruktur, sehingga memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.
“Selain itu, adanya penerimaan pegawai honorer di Bintuni dan Kota Sorong, serta penerimaan karyawan di sektor industri pengelolahan di Bintuni dan Sorong,” ungkapnya.
Robert menuturkan, berbeda debfab TPT yang cenderung menurun, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menunjukkan tren yang fluktuatif.
Namun, pada satu tahun terakhir menunjukan adanya kelompok bukan angkatan kerja yang mempunyai kegiatan utama mengurus rumah tangga, sekolah atau lainnya memasuki pasar tenaga kerja.
“Jika dilihat dari tingkat pendidikan tenaga kerja Papua Barat masih didominasi oleh pekerja tamatan SMP ke bawah yaitu sebesar 49,88 persen. Hal ini menunjukan bahwa diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia Papua Barat,” ungkapnya. (mel)
