Manokwari, harianpapuanews.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinis Papua Barat menyatakan, Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Papua Barat triwulan ketiga 2108 mengalami penuruanan sebesar 105,35 dibandingkan triwulan sebelumnya yakni sebsar 113,09. Menuruannya kondisi ekonomi konsumen terutama disebabkan oleh kelompok pendapatan kini yang turun menjadi 105,99.
Kepala Bidang Statistik Neraca Wilayah dan Analisa (Narwilis) pada BPS Provinsi Papua Barat, Jerison Sumual, menjelaskan, ITK Papua Barat pada triwulan tiga 2018 sebesar 105,35. Artinya kondisi ekonomi konsumen mengalami penuruanan dibandingkan triwulan sebelumnya yakni triwulan dua 2018 sebesar 113,09. Bila dibandingan dengan triwulan sebelumnya, nilai indeks dan tingkat optimisme semua nilai variabel pembentukan ITK mengalami pelemahan dari triwulan sebelumnya.
“Selesainya hari raya idul fitri dan liburan liburan sekolah ditengarai mengeruhi tingkat konsumsi makanan dan bukan makanan dari konsumen di Provinsi Papua Barat pada triwulan tiga 2018,” ujar Jerison kepada wartawan di Manokwari, Selasa (06/11/2018).
Menurut Jerison, berbagai komuditi yang lebih banyak dikonsumsi pada triwulan tiga 2018 dibandingkan pada triwukan sebelumnya secara berturut-turut antara lain pendidikan, makanan minuman jadi, bahan makanan, pakaian, transportasi, pembelian pulsa handphone, perawatan kesehatan dan kecantikan, rekreasi, dan akomodasi.
“Pada triwulan tiga ini, kondisi konsumen secara nasional yang tergolong baik terjadi di 18 provinsi.Sementara itu, terdapat 16 provinsi memiliki nilai ITK di atas rata-rata nasional sebesar 100,87. Nusa Tenggaran Timur memiliki nilai ITK tertinggi sebesar 113,64. Sebaliknya, Jambi menjadi provinsi dengan ITK terendah sebesar 91,36,” jelasnya.
Jerison menjelaskan, dalam lingkup kawasan Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), nilai ITK seluruh provinsi di kawasan Sulampua cenderung menurun dibandingan triwulan sebelumnya. Penurunan terdalam terjadi di Gorontalo yang mengalami penuruan diatas hingga 34,41 poin dari sebelumnya 133,2 menjadi 98,79 di triwulan tiga 2018.
“Pada kawasan ini, Maluku menjadi provinsi dengan nilai ITK tertinggi di triwulan tiga 2018 dengan nilai indeks 111,82. Sementara itu, Papua Barat tercatat menempati peringkat keempat tertinggi di kawasan Sulampua dengan peringkat sepuluh secara nasional dengan nilai ITK sebesar 105,35,” ungkapnya.
Prediksi Triwulan Empat 2018
Jerison menerangkan, nilai ITK Papua Barat pada triwulan empat 2018 diperkirakan sebesar 106,38. Artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan akan membaik dibandingkan triwulan tiga 2018 yakni 105,35.
“Perkiraan tersebut disebabkan oleh meningkatnya optimisme konsumen mengenai pendapatan mendatang di triwulan empat 2018 yang cukup baik yakni sebsar 119,99, meskipun konsumen cukup pesimis mengenai rencana pembelian barang tahun lama pada triwulan empat 2018 dengan nilai indeks sebesar 82,53,” jelasnya.
Menurut Jerison, perkiraan peningkatan kondisi ekonomi konsumen juga terjadi di 21 provinsi di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari nilai ITK yang berkisar di atas 100. Di sisi lain, terdapat 12 provinsi yang kondisi ekonomi konsumennya diperkirakan masih pesismis, yang ditunjukan dari nilai ITK yang berkisar di bawah 100.
“Adapun tiga prpvinsi yang diperkirakan memiliki nilai perkiraan ITK triwulan empat 2018 tertinggi adalah Provinsi Maluku, sebesar 130,61, Nusa Tenggara Timur, sebsar 125,81, dan Banten sebesar 108,38,” ungkapnya.
Sementara itu, lanjut Jerison, tiga provinsi yang diperkirakan memiliki nilai ITK triwulan empat 2018 terendah adalah Provinsi Sulawesi Tenggara sebsar 93,01, Bengkulu sebesar 92,23 dan Lampung sebesar 92,07.
Dalam lingkungan kawasan Sulampua, perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan empat 2018 terjadi di tujuh provinsi pada kawasan ini, yakni Maluku, Papua Barat, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat. Sementara itu, hanya terdapat tiga provinsi yang kondisi ekonomi konsumen yang memburuk pada triwulan empat 2018 yaitu Maluku Utara, Gorongtalo, dan Sulawesi Tenggara.
“Provinsi Papua Barat diperkirakan memiliki indeks tendensi konsumen triwulan empat pada peringkat kedua tertinggi di kawasan Sulampua dengan nilai sebesar 106,38 dan berperingkat keenam tertinggi secara nasional,” tutur Jerson. (mel)
