Manokwari, Harianpapuanws.com – Salah seorang veteran pejuang kemerdekaan, Indah Suat meminta para elit politik bangsa ini agar tidak memprovokasi rakyat menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang.
“Sebagai seorang pejuang kemerdekaan, kami merasa kecewa melihat ada oknum sesama anak bangsa yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,” kata Suat kepada wartawan, di Manokwari, Senin (12/11/2018).
Kekecewaan tersebut disampaikan Suat, karena duluhnya para veteran memperjuangkan kemerdekaan mempertahankan Negera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari tangan penjajah tanpa memandang suku, agama, ras maupun kolongan apapun.
“Kita dulu berperang merebut kemerdekaan bangsa ini karena kita ingin negara ini maju dan tidak pernah mengatas namakan suku, agama dan ras tertentu. Makanya kalau kita lihat keadaan dan situasi sekarang ini, terus terang kami sangat menyesal,” ungkapnya.
Suat mengaku kecewa lantaran ada ribuan pejuang kemerdekaan yang tewas ketika mengusir penjajah .Namun belakangan ini, ada sesama anak bangsa yang saling menghujat satu sama lain hanya untuk kepentingan politik dan lain sebagainya.
“Kami dulu bertaru nyawa untuk merebut kemerdekaan bangsa ini dan banyak teman-teman kita yang mati di laut maupun hutan. Tapi dikemudian hari, kami melihat ada sesama anak bangsa yang saling menghujat satu sama lain dan terus terang kami menyesal,” tandasnya lagi.
Suat mengingainkan agar masyarakat Indonesia tetap bersatu. Oleh karena itu, para pejabat negara sudah harus memikirkan bagaimana memajukan bangsa ini dan mengantisipasi povokator yang sering mengadu domba masyarakat melalui media sosial.
“Kita ingin punya pejabat negara itu yang betul-betul mempunyai karisma, dan pejabat negara yang mempunyai jiwa patriotisme, jiwa belah negara. Tapi yang tidak kalah penting adalah bagaimana dia memajukan negara supaya rakyat sejahtera. Bukan saling sindir satu sama lain,” tegasnya.
Menurut Suat, sudah puluhan tahun bangsa ini merdeka, tetapi masih banyak rakyatnya di seluruh pelosok Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan. Itulah yang membuat para pejuang kemerdekaan yang masih hidup merasa heran dengan kondisi tersebut.
“Harapan kita dulu berjuang hanya satu, negara ini maju dan makmur agar rakyat tidak hidup menderita. Tapi setelah puluhan tahun negara kita merdeka masih begitu-begitu saja, banyak masyarakat kita yang hidup menderita,” bebernya.
Untuk itu siapaun yang menjadi pejabat negara ini kedepan, yang terpenting adalah loyal terhadap pimpinan tertinggi (presidan) sampai kepada rakyat jelata. Jik ada pejabat negara yang tidak memikirkan kemajuan bangsa ini kemudian saling menghujat, maka rakyat akan terus hidup menderita karena bangsa ini tidak aman.
“Saya harap para pejabat negara dan eltil politik agar tinggalkan semua ego sektoral, mari mambina rakyat kita, memajukan rakyat kita, dan memajukan negara kita, supaya negara ini tidak ketinggalan seperti negara-negara yang lain,” tandasnya. (mel)
