Manokwari, harianpapuanews.id – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disprindag) Provinsi Papua Barat, terus memantau sejumlah distributor dan agen guna mengantisipasi terjadinya kelangkaan kebutuhan telur ayam menjelang perayaan Natal 25 Desember 2018 dan Tahun Baru 1 Januari 2019.
“Kami terus memantau perkembangan pasar. Nanti dari evaluasinya kita akan sampaikan kepada teman-teman distributor maupun agan soal mekanisme mendatangkan telur seperti apa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujar Kabid Perdagangan Dalam Negeri pada Disperindag Papua Barat, Melkias Warinussa kepada wartawan, Rabu (14/11/2018).
Melkias menjelaskan, telur merupakan bahan makanan mentah yang bisa basi jika disimpan terlalu lama. Oleh karena itu, Disperindag akan menanyakan kesiapan distributor dan agen dalam mendatangkan telur tersebut menggunakan kapal ekspedisi.
“Kami akan menanyakan teman-teman pelaku usaha ini kira-kira jadwal kapal yang sering mereka gunakan untuk mendatangkan telur seperti apa, sehingga telur yang dipesan bisa tiba tepat waktu,” katanya.
Melkias juga berpesan kepada distributor maupun agan agar tidak memesan telur pada pertengahan Desember, karena rute kapal ekspedisi yang sering digunakan biasanya masih melakukan bongkar muat di beberapa kabupaten seperti Nabire sebelum tiba di Pelabuhan Manokwari.
“Kalau sejak awal distributor maupun agen sudah mengatur jadwal mendatangkan barang dengan baik, saya kira pasokkan telur itu bisa terpenuhi,” terngnya.
Untuk mencegah kelangkaan telur ayam, Melihas mengharapkan agar distributor maupun agen dapat menghitung jadwal kapal ekspedisi yang digunakan untuk mendatangkan kebutuhan pokok masyarakat tersebut dengan matang.
Distributor maupun agen ini bisa menggunakan kapal milik PT Pelni untuk mendatangkan telur karena jadwalnya teratur. Namun biaya ekspedisinya jauh lebih mahal.
“Makanya kita harap eman-teman distributor yang harus menyiapkan jadwalnya. Kira-kira mereka menggunakan kapal apa untuk mendatangkan telur. Kapal Pelni jadwalnya bagus, tapi harganya dua kali satu kontainer,” bebernya.
Ketika disinggung apakah Disperindag akan mengintervensi harga kebutuhan pokok masyarakat, Melkisa menegaskan bahwa pemerintah pusat telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) secara nasional untuk sejumlah kebutuhan pokok masyarakat. Namun pemerintah daerah akan melihat kondisi daerah seperti apa.
“Yang jelas kalau teman-teman distributor dan agen sudah mengatur jadwal kedatangan barangnya secara baik, saya rasa harga barang tidak akan melonjak naik,” ucapnya.
Namun salah satu kendala yang sering dihadapi distributor barang adalah ketika kapal ekspedisinya telah melakukan bongkar muat, tetapi kontainernya masih tertahan di pelabuhan seperti yang terjadi pada Lebaran lalu.
“Kami juga nanti mengundang teman-teman perusahan yang menangani bongkar muat di pelabuhan agar bisa memperhatikan bongkar muatnya. Kalau dibongkar harus utamakan kepentingan masyarakat, supaya harga barang di pasar bisa terkendali,” tandasnya. (mel)