Manokwari, harianpapuanews.id –Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Manokwari bekerja sama Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Papua Barat dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Manokwari sosialisasi pencegahan dini penyalahgunaan lem aibon atau fox, di SD YPK 05 Sion Sanggeng, Jumat (16/11).
Operation Head (OH) TBBM Pertamina Manokwari, Jefri Makahekung mengatakan, pihaknya selalu berupaya dan konsisten dalam melaksanakan tanggungjawab sosial lingkungan di wilayah kerjanya.
“Ini merupakan cakupan dari wilayah perusahaan kami, sehingga kami berupaya konsisten untuk melaksanakan tanggungjawab sosial,” kata Jefri kepada wartawan.
Jefri menerangkan, kegiatan ini diharapkan bisa memberikan solusi atas kondisi sosial ekonomi yang terjadi saat ini, serta bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
“Kami berharap kegiatan ini bisa bermanfaat dan memberikan solusi bagi masyarakat sekitar,” tandasnya.
Kepala Sekolah SD YPK 05 Sion Sanggeng, Fransina Futunanembun mengaku dengan adanya sosialisasi yang diadakan di sekolahnya bisa menekan angka pengguna lem aibon. Sebab, di lingkungan sekolah banyak anak-anak usia dini yang penyalahgunanya.
“Kami sangat bersyukur dan ini baru pertama kali diadakan di sekolah kami. Sudah banyak siswa kami yang putus sekolah disebabkan karena penyalahgunaan lem itu,” bebernya.
Fransina menjelaskan, pengaruh penggunaan lem aibon sangat besar dampaknya. Salah satunya adalah perilaku dari anak-anak yang kemudian putus sekolah. Olenya itu, orang tua siswa diharapkan lebih berperan aktif memperhatikan perilaku anak-anaknya untuk pencegahan penggunaan lem tersebut.
“Lingkungan dari keluarga sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, karena banyak waktu yang dihabiskan anak-anak di rumah ketimbang sekolah,” tuturnya.
Kepala Seksi Perlindungan Anak pada DP3AKB Kabupaten Manokwari, Regina A. Rumayomi memberikan mengapresiasi kepada TBBM Pertamina Manokwari yang telah melaksanakan sosialisasi guna pencegahan dini penggunaan lem aibon dan hak anak. Melalui sosialisais yang dilakukan diharapkan bisa menekan tingginya kekerasan terhadap anak di Kabupaten Manokwari.
“Dengan ini kita bisa tahu keluhan-keluhan yang dirasakan setiap anak-anak dan bisa dilakukan pencegahan kekerasan terhadap anak,” tandasnya.
Kepala Bidang Rehabilitasi pada BNNP, dr. Arianta Damanik mengatakan, TBBM Pertamina Manokwari sangat care (peduli) terhadap anak-anak di bawah umur. TBBM Manokwari sangat memahami bahwa ujung tombak negara yakni anak-anak, sehingga kegiatan ini diharapkan dapat berkelanjutan.
“Anak-anak ini nanntinya menjadi penerus bangsa. Kalau sekarang anak-anaknya sudah hancur babak belur bagaimana nanti generasi selanjutnya,” tandasnya. (mel)