Manokwari, harianpapuanews.id – Kantor Pencarian dan Pertolongan Manokwari, Papua Barat mengadakan pelatihan pencarian dan penyelamatan (Search And Rescue), di Aston Niu Manokwari, Selasa (27/11/2018). Pelatihan ini direncanakan berlangsung selama tiga hari untuk meningkatkan kemampuan teknis operasi pencarian dan pertolongan bersama potensi SAR pada kecelakaan pelayaran di perairan.
Pelaksana Harian Sekertaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi Papua Barat Suriatna Djalimun mengatakan, secara geografis wilayah Indonesia berada pada posisi yang amat strategis karena terletak di antara dua benua yaitu benua asia dan australia serta dua samudera, yaitu samudera Pasifik dan samudera Hindia, sehingga posisi silang ini berpengaruh besar terhadap kepadatan arus transportasi baik laut maupun tranportasi udara.
“Meningkatnya kepadatan arus transportasi tersebut akan berdampak pada peningkatan kemungkinan terjadinya musibah baik pelayaran maupun penerbangan,” ujar Suriatna saat membacakan sambutan Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan.
Tolok ukur keberhasilan pelayanan SAR di Papua Barat, terletak pada kesiapan pemerintah daerah dan basarnas, TNI dan Polri serta masyarakat dalam melakukan upaya pencarian serta memberikan pertolongan, penyelamatan dan evakuasi korban secara cepat, tepat, aman, terpadu dan terkoordinasi pada penanganan kecelakaan, musibah atau kondisi membahayakan manusia.
“Kemampuan dalam menangani kecelakaan, musibah atau kondisi membahayakan manusia merupakan hasil kerjasama dan sinergitas antara Basarnas dengan instansi/organisasi berpotensi SAR,” kata Suriatna.
Oleh karena itu, kerjasama dan sinergitas harus senantiasa dipupuk dan terus-menerus ditingkatkan agar dapat melaksanakan tugas pelayanan SAR yang cepat, handal dan berkualitas. Salah satu kegiatan untuk meningkatkan kerjasama dan sinergitas adalah dengan melaksanakan latihan SAR bersama atau latihan gabungan.
“Dengan berlatih bersama maka keterampilan, kerjasama dan kemampuan personil SAR senantiasa diasah dan ditingkatkan sehingga dapat melayani masyarakat yang memerlukan bantuan dengan lebih profesional,” tandas Suriatna.
Pemerintah melalui Basarnas mempunyai tugas penyelenggaraan operasi pencarian dan pertolongan dan berwenang untuk mengerahkan dan mengendalikan potensi SAR dalam pelaksanaan operasi SAR. Untuk melakukan pencarian dan penyelamatan serta evakuasi korban secara cepat, tepat, aman, terpadu dan terkoordinasi, maka Basarnas Manokwari mengumpulkan instansi pemerintah daerah, TNI dan Polri serta organisasi masyarakat untuk mengikuti pelatihan gabungan.
“Saya berharap, setelah selesai melaksanakan latihan gabungan ini, kerjasama dan sinergitas antara Basarnas dan para potensi SAR semakin ditingkatkan, sehingga pelaksanaan operasi SAR dapat dilaksanakan secara cepat, tepat, aman, terpadu dan terkoordinasi dengan baik sesuai amanat Undang-undang 29 tahun 2014 tentang pencarian dan pertolongan,” pungkas Suriatna. (mel)
