Manokwari, harianpapuanews.id – Pembangunan gedung baru Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Barat akan dibangung dalam bentuk rumah adat kaki seribu khas suku Arfak.
“Yang jelas kami sudah sepakat agar gedung baru MRP harus bernuansa lokal yakni rumah adat kaki seribu, karena kami berbaur dengan beberapa suku di Papua Barat,” kata Ketua MRP Papua Barat , Maxsi Nelson Ahoren kepada wartawan, Selasa (27/11/2018)
Panitia khusus (Pansus) pembentukan logo MRP sudah dibentuk beberapa waktu lalu. Akan tetapi mengaku tengah menunggu kabar dari Pansus tersebut untuk rencana pelaksanaan sayembara desain Logo dimaksud.
“Jika sayembara itu telah dilaksanakan kemudian Logo yang dibuat berbentuk rumah adat kaki seribu sudah disahkan, maka Logo itulah yang akan kami pakai untuk membangun gedung baru MRP Papua Barat,” tandas Maxsi.
Memasuki akhir tahun 2018 ini, sebut Maxsi, poses pelelangan atau tender gedung baru MRP Papua Barat telah dilaksanakan. Perusahaan kontraktor yang yang dipercayakan menangani proyek ini bahkan mulai melakukan pemberisihan lahan.
“Kontraktor yang menangani proyek ini sudah mulai pembersihan dan pemetahan lahan. Jadi, proses pengerjaan mulai berjalan,” ujarnya.
Gedung baru MRP Papua Barat yang akan dibangun secara bertahap pada tahun anggaran 2019 ini tediri dari dua lantai. Anggaran yang digelontarkan pemerintah mulai dari pengawasan dan pengerjaan kurang lebih sebesar Rp12 miliar.
“Itu pun proses pengerjaan proyek ini sangat bergantung pada sekretariat MRP dan perusahaan yang ditunjuk,” ungkap Maxsi.
Angaran tersebut merupakan tahap pertama. Diharapan dalam pengerjaan tahap kedua pemerintah bisa menaikkan anggarannya agar gedung baru tersebut bisa difungsikan pada 2020 mendatang.
“Kami berharap supaya kalau bisa dana yang dikucurkan pemerintah pada pengerjaan tahap dua lebih besar supaya kantor ini bisa diresmikan pada 2018,” ujar Maxsi. (mel)
