Manokwari, harianpapuanews.id – Ratusan mahasiswa Universitas Papua (Unipa) melaksanakan aksi demo damai, di depan pintu gerbang kampusnya, Kamis (29/11/2018). Mereka menuntut segera dilakukan akreditasi kampus, pengangkatan dosen non aparatur sipl negara (ASN), menurunkan biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dan penghentian studi (Drop Out) bagi mahasiswa.
Ketua Forum Indepen Mahasiswa (FIM) Unipa, Arnold Alitopo dalam orasinya mengatakan, masalah yang ada di Unipa mulai dengan beberapa akreditasi Fakultas dan prodi terancam tidak bisa dapat diwisudakan pada 2019 nanti, karena tidak terakreditasi. Padahal visi dan misi pada saat mencalonkan diri sebagai Rektor Unipa akan mengutamakan akreditasi universitas, dosen-dosen, fakultas, dan prodi.
“Hari ini kami kritisi dan menuntut visi dan misi harus dibuktikan, jika tidak Fakultas Teknik terancam tidak dapat diwisudakan karena tidak terakreditasi,” katanya
Jika sampai saat ini belum ada akreditas, mahasiswa setelah lulus nanti mau kerja dimana. Apabila tidak terakreditasi otomatis perusahaan yang hendak membuka lowongan kerja tidak bisa menerima mahasiswa ini karena kampusnya tidak jelas.
“Dosen kami yang mengajar di atas sepuluh tahun hanya jadi honor saja tidak diangkat jadi ASN. Miris sekali padahal dosen-dosen ini sudah mengorbankan jiwa raga, berikan ilmu untuk mahasiswanya agar berhasil,” tandasnya.
Menurut Arnold, pemerintah jangan anggap gampang permasalahan ini seperti membalikan telapak tangan, dosen- dosen yang ada saat ini sudah mengajar sekian lama tetapi sampai detik ini mereka hanya non ASN.
Selanjutnya, Arnold membacakan lima poin pernyataan sikap mahasiswa dalam aksi tersebut yakni, pertama, fakultas dan prodi yang belum diakreditasi segera diakriditasi, Alumni-alumni dari fakuktas yang tidak diakreditasi tidak bisa ikut formasi CPASN.
Dua, dosen non ASN segera diangkat menjadi ASN. Tiga, Biaya SPP Rp2,4 juta segera diturunkan karena mahal dan anak-anak miskin tidak bisa kuliah. Empat, Rektor segera hentikan mahasiswa yang DO. Lima, Rektor segera hentikan penambahan fakultas dan prodi, kuota tenaga dosen pengajar belum memenuhi, maka mahasiswa yang jadi korban.
Rektor Unipa, Jacob Manusawai mengatakan, apa yang disampaikan mahasiswa tersebut akan dibicarakan secara kekeluargaan antara anak dan dan orang tua.
“Apa yang disampaikan mahasiswa, kita akan duduk bersama berbicara sebagai anak dan bapak,” sebut Jacob usai menerima pernyataan sikap tersebut.
Direncanakan besok akan ada wisuda Unipa, Jakob, berharap agar para mahasiswa untuk mengerti, jangan dibatalkan karena orang tua para mahasiswa yang akan diwisudakan sudah berada di Manokwari.
“Setelah kegiatan wisuda selesai kita semua duduk bersama dan akan sampaikan semuanya dalam forum. Kita cari solusi jalan keluarnya seperti apa kedepan dan apa yang disampaikan mahasiswa akan dijelaskan pada pertemuan nanti,” ucap Jacob. (mel)
