Manokwari, harianpapuanews.id-Anggota Komisi E Bidang Perekonomian pada Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua Barat (DPR-PB), Abraham Goram Gaman menilai melamahnya rupiah tidak menpegaruhi perekonomian di wilayah Papua Barat. Pasalnya, pasokan sumber daya alam Papua Barat memberikan jaminan bagi masyarakatnya sehingga rupiah dianggap tidak mengubah tatanan hidup masyarakat secara signifikan.
“Secara nasional kita mengalami dampak yang besar sekali dengan pertumbuhan ekonomi, bagaimana pengadaan barang dan jasa ditingkat pemerintah akan terjadi fluktuasi yang begitu tinggi. Persoalan ini akan berdampak secara nasional, tapi untuk wilayah Papua dan Papua Barat tidak terlalu berpengaruh, sehingga ini menjadi sebuah keberuntungan bagi masyarakat Papua Barat,” kata Abraham kepada wartawan di Manokwari, Senin (17/09/2018).
Abraham menjelaskan, masyarakat Papua Barat tidak mempermasalahkan kondisi rupiah yang semakin melemah. Mereka justru beranggapan bahwa persoalan tersebut merupakan sesuatu yang biasa-biasa saja.
“Posisi tawar ekonomi di Papua Barat masih bagus dibanding dengan daerah lain di indonesia. Jadi, tidak terlalu berdampak bagi masyarakat kita. Contohnya, ketika BBM naik seribu rupiah saja, masyarakat di luar Papua sana mereka bergeming, tapi masyarakat kita di sini anggap itu biasa saja,” ucapnya.
Anggota Fraksi Otsus ini menerangkan, pertumbuhan ekonomi Papua Barat tahun ini lebih baik dibanding tahun sebelumnya karena didukung dengan sumber saya alam dan APBD Papua Barat yang berkisar rata-rata disetiap kabupaten/kota hampir mencapai satu triliun.
“Jadi, pertumbuhan ekonomi kita jauh lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kita lihat dari kemampuan beli masyarakat secara keseluruhan itu justru sudah lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Abraham.
Namun disisi lain, lanjut Abraham, kurangnya pemahaman masyarakat dalam mengolah lahan yang tersedia memberikan pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah. Namun berdasarkan data statistik tahun 2015 silam sebanyak 1.100.000 masyarakat Papua Barat perekonomiannya telah membaik.
“Walaupun masih ada kendala-kendala salah satunya bagaimana masyarakat di Papua secara khusus orang asli Papua belum memanfaatkan lahan yang tersedia untuk pengembangan ekonomi kerakyatan, tapi secara secara keseluruhan perekonomian mereka sudah sudah lebih baik,” pungkasnya. (mel)