Manokwari, harianpapuanews.id – PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VIII wilayah Muluku-Papua menutup tahun 2018 dengan melakukan uji operasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kompak, di Kampung Yukase, Distrik Ayamaru Utara, Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat, Sabtu (29/12/2018). Uji operasi SPBU Kompak ini tentu akan memudahkan masyarakat setempat untuk menikmati program BBM Satu Harga di pengujung tahun 2018.
Manager Communication Relations & CSR MOR VIII PT Pertamina (Persero) MOR VIII, Brasto Galih Nugroho menjelaskan, SPBU Kompak ini merupakan titik ke 18 yang telah dicapai oleh Pertamina dari 15 titik yang ditargetkan oleh pemerintah di wilayah Maluku dan Papua.
“Percepatan delapan belas titik di tahun 2018 dilakukan agar program BBM satu harga dapat segera berkontribusi pada roda perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Distrik Ayamaru Utara, Papua Barat,“ jelas Brasto Galih Nugroho, Selasa, (31/12/2018).
Pertamina, katanya, terus berkomitmen menambah jumlah lembaga penyalur BBM di seluruh wilayah Indonesia agar semua masyarakat dapat menikmati energi secara adil di wilayah-wilayah Tertinggal, Terluar, Terdepan (3T). Kebijakan ini diharapkan dapat membantu masyarakat dapat mengakselerasi pergerakan ekonomi setempat melalui akses mudah terhadap sumber energy.
“Dengan dilakukannya uji operasi pada tanggal 29 Desember 2018, SPBU Kompak, maka warga Distrik Ayamaru Utara dan sekitarnya dapat menikmati harga BBM yang sama dengan wilayah-wilayah lainnya di Indonesia,” ungkap Brasto.
Harga BBM di Lembaga Penyalur Pertamina mengacu kepada Kepmen ESDM Nomor. 4738 Tahun 2016 yakni harga Premium Rp. 6.450/liter & harga Solar Rp. 5.150/liter. Sebelumnya warga kampung membeli BBM di pedagang eceran dengan harga Rp10.000-12.000 per liter.
BBM di distrik Ayamaru Utara dikirim dari Supply Point Terminal BBM Sorong dengan menggunakan mobil tangki. Jarak yang ditempuh yakni sejauh 173 KM dengan waktu tempuh normal hingga 6 jam. Adapun rata-rata bulanan yang akan dipasok adalah masing-masing sebanyak 30 KL Bio Solar dan 30 KL Premium.
“Dengan beroperasinya lembaga penyalur tersebut, tentunya Pertamina perlu didukung oleh berbagai pihak terkait, seperti Kementerian ESDM, pemerintah daerah, aparat kepolisian dan peran aktif masyarakat agar BBM satu harga tepat sasaran dan bisa dirasakan manfaatnya bagi masyarakat,” jelas Brasto. (*/mel)