Manokwari, harianpapuanews.id – Sebanyak 365 jajaran peronel Kepolisian Daerah (Polda) Papua Barat, memperoleh kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi dari sebelumnya dipengujung tahun 2018 atau periode 1 Janurai 2019.
“Kenaikan pangkat itu adalah prestasi yang saudara-saudara tunjukan selama melaksanakan tugas di polda maupun polres, sehingga saudara-saudara diberikan pangkat setingkat lebih tinggi dari sebelumnya,” kata Kapolda Papua Barat, Brigjen Pol Drs Rudolf Alberth Rodja, pada kegiatan raport kenaikan pangkat dan pengambilan sumpah janji PNS, di Lapangan Upacara Polda Papua Barat, Senin (31/12/2018).
Menurut Rodja, sebertulnya dalam kegiatan raport kenaikan pangkat dan pengambilan sumpah janji PNS ini masih ada beberapa personel berhak menerimanya. Sayang, karena perbuatan dan kinerjanya dinilai buruk sehingga yang bersangkutan tidak mendapatkan kenaikan pangkat tersebut. Dan perlu disadari bahwa kenaikan pangkat ini bukan semata-mata merupakan hak anggota melaikan adalah sesuatu yang harus diusahakan dan diupayakan oleh masing-masing personel.
“Saya ingin menginatkan kita semua bahwa kenaikan pankat dan jabatan yang disandang itu harus berbanding lurus dengan kinerja kita, dan paling penting adalah bagaimana melayani masyarakat,” tegas Rodja.
Kenaikan pangkat, menurut Rodja, bukan berarti kinerjanya tetap sama seperti pangkat sebelumnya tetapi namun harus dibarengi dengan perbaikan sumber daya manusia (SDM) demi memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Bila ada peronel yang pangkatnya dari Inspektur Dua (Ipda) menjadi Inspektur Polisi Dua (Iptu), maka tentu saja akan mendapatkan penilaian tersendiri oleh bagian SDM untuk menempati jabatan-jabatan tertentu seperti kasat dan maupun kapolsek di tingkat yang lebih tinggi dan sebagainya.
“Jadi, kalau saudara-saudara yang memiliki pangkat Aipda, Brigadir kemudian dinilai baik untuk menduduki jabatan-jabatan perwira, walaupun saudara masih berpangkat Bintara, itu semua akan berdampak kepada karir untuk bisa sekolah lebih cepat, karena anda sudah pernah menduduki jabatan perwira. Namun, semua itu kembali lagi kepada saudara-saudara yang mengalami kenaikan pangkat ini,” tegas Rodja.
Kenaikan pangkat ini bagi para Bintara maupun Perwira Polda Papua Barat itu, katanya, bukan semata-mata karena kehebatan seorang suami, melainkan adanya dukungan penuh sang istri yang selalu setia mendampingi suaminya untuk berkarir di jajaran kepolisian. dan hal itu tidak bisa dipungkiri.
“Kita tidak bisa pungkiri dan tidak boleh menipu diri sendiri. Sebab, masih ada oknum anggota kita yang menelantarkan istrinya, lalu kemudian dia pergi menikmati hidup dengan perempuan lain,” terang Rodja.
Padahal, sebut Rodja, saat oknum anggota polisi tersebut menikah dengan pangkat yang rendah, ekonomi rumah tangganya masih dicari dengan susah paya. Ketika kondisi ekonomi polisi itu mapan dengan pangkat dan jabatan yang lebih tinggih, hasil keringatnya (gaji) diberikan kepada wanita lain yang bukan merupakan istri sahnya. Persoalan ini masih ditemukan di jajaran Polda Papua Barat, sehingga kepala divisi propam diminta agar menata dan memperhatikan masalah tersebut agar jangan ada lagi anggota yang seperti itu.
“Bagian perumusan prosedur pengelolaan SDM juga harus lihat jangan sampai ada anggota Polki (polisi laki-laki) yang istrinya Polwan (polisi wanita) tapi tugasnya berjauhan. Kalau bisa, biar tidak berada dalam satu kantor, asalkan di lokasi yang sama supaya kita menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Rodja.
Kepada Ibu Bhayangkara yang suaminya menerima kenaikan pangkat termasuk tiga perwira menengah (Pamen), kata Rodja, tentu tantangan tugas dan tanggung jawab ini akan makin besar. Sebagai pejabat utama harus bersikap sepenuhnya melayani bukan dilayan, tidak menyusahkan anggota, tidak mencari sesuatu yang bukan hak, dan tidak mengambil haknya anggota. Jika melihat pangkat dan jabatan yang disandang, kemudian pejabat tersebut melakukan hal-hal yang tidak terpuji, maka publik akan mengetahui kinerjanya sebagai seroang pimpinan.
“Jadi, saya ingatkan kita semua yang telah menerima kenaikan pangkat ini agar memiliki target dan komitmen yang sama, menanggalkan semua kekurangan yang telah terjadi di tahun 2018. Walaupun personel kita masih kurang lebih empat puluh persen, tapi mari kita berbuat baik di tahun 2019 untuk mencapai pelayanan publik sesuai keinginan masyarakat,” pesan Rodja. (mel)