Manokwari, harianpapuanews.id – Konsumsi Bahan Bakar Mintak (BBM) jenis Pertalite di wilayah Papua Barat melonjak naik sekitar 23 persen selama Desember 2018 lalu.
Sales Executive Retail III Pertamina MOR VIII, Arthur Kemal Pamungkas mengatakan, penjualan Pertalite naik sekitar 23 persen atau naik sebesar 976 Kiloliter (KL) dibanding rata-rata normal sekitar 4.253 KL perbulan.
“Peningkatan Pertalite ini didorong oleh tiga program kegiatan edukasi Pertamina bertajuk Kompak Bersama Pertalite,” kata Arthur, Kamis (17/01/2019).
Pertama, edukasi ke masyarakat dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) di daerah-daerah lantaran jumlah Stasiun Pengisihan Bahan Bakar Umum (SPBU) di Papua Barat sedikit, lebih banyak SPBU Kompak atau APMS.
“Di beberapa daerah, Pemda dan masyarakat sudah mendukung. Di Raja Ampat, sebagian besar kapal-kapal speed sudah menggunakan Pertalite. Di Sorong Selatan, kami juga gencar melakukan edukasi ke masyarakat,” jelas Arthur.
Program kedua yang dilakukan Pertamina yakni Pertalite Kompak Bersama Taxi. Pertamina bahkan mendorong angkutan kota untuk menggunakan Pertalite.
“Desember 2018 lalu, para taksi yang selama seminggu mengisi Pertalite terakumulasi sebesar Rp 300.000 berhak ditukar kupon sembako di SPBU Sorpus,” ungkap Arthur.
Program ketiga, lanjut Arthur, Pertamina membuat program promo bertajuk Enduro Kompak Bersama Pertalite. Melalui program ini, Pertamina gencar mendekati komunitas-komunitas motor dengan memberikan promo pembelian Pertalite berhadiah oli Enduro dan diskon tabung LPG Bright Gas.
“Budi, Ketua IRC (Independent Racing Club) juga mengaku sangat mendukung program ini dan menunggu event berikutnya bersama Pertamina,” sebutnya.
Bupati Sorong Selatan, Samsudin Anggiluli bahkan mendorong masyarakat di wilayah tersebut untuk menggunakan Pertalite karena lebih hemat dan membuat mesin awet. (mel)
