Manokwari, harianpapuanews.id – Pendukung Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Capres-Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin tidak puas dengan waktu debat perdana Pemilihan Presidan (Pilpres) yang disiarkan secara langsung melalui sejumlah stasiun televisi, pada, Kamis (17/01/2019) malam.
“Kita sudah menyimak debat itu dan sangat disayangkan dalam debat Pilpres seperti ini waktu diberikan oleh masing-masing pasangan sangat singkat,” kata Ketua Tim Kerja Daerah (TKD) Capres-Cawapres Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Papua Barat, Ernes Yauwalata kepada wartawan, Jumat (18/01/2019).
Seharusnya waktu debat Pilpres ersebut diperpanjang agar masing-masing Capres-Cawapres lebih leluasa menyampaikan visi dan misinya agar diketahui masyarakat luas untuk menentukan pilihanya kepada Capres-Cawapres 2019-2024.
“Kita melihat kandidat kita Jokowi-Ma’ruf belum menyampaikan semua visi dan misnya, tapi sudah disuruh berhenti oleh moderator karena waktu sangat singkat. Jadi, debat yang akan datang kita minta waktunya diperpanjang,” tegas Ernes.
Meski begitu, Tim Kerja Daerah Capres-Cawapres nomor urut 01 Papua Barat merasa puas atas visi dan misi yang disampaikan pasangan calon, petahana Joko Widodo kendati dalam penyampaiannya dibatasi Moderator Ira Koesno berdasarkan waktu yang ditentukan oleh penyelenggara.
“Mestinya waktu itu diatur sedikit panjang supaya visi dan misi yang di sampaikan masing-masing Capres-Cawapres bisa diketahui oleh masyarakat Indonesia secara umum,” terangnya.
Apalagi materi debat Capres Pilpres 2019 mengakat tema hukum, hak asasi manusia, terorisme dan korupsi. Namun, itu sudah dijawab oleh pasangan calon, petahana Joko Widodo karena sangat memahami persoalan ini selama empat tahun memimpin Indonesia.
“Selama empat tahun Jokowi menjabat sebagai presidan sudah banyak berbuat. Itu merupakan hasil kerja yang sangat luar biasa, karena beliau sedang menyempurnakan sejumlah regulasi yang dijalankan oleh presidan-presidan Indonesia sebelumnya,” tandas Ernes.
Ernes menjelaskan, berbicara tentang hukum, hak asasi manusia, terorisme dan korupsi sangat mustahil jika semua itu bisa diselesaikan oleh seroang presidan dalam jangka waktu empat tahun. Untuk itu, masyarakat Indonesia khususnya Papua Barat memberikan kesempatan untuk memimpin pada lima tahun mendatang agar bisa menyelsaikan persoalan bangsa ini.
“Kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya Papua Barat tolonglah berikan beliau (Jokowi) kesempatan pada lima tahun mendatang agar membuktikan apa yang beliau ucapkan dalam visi dan misinya semalam,” pesannya.
Debat Capres Pilpres ini, kata Frans, akan berlangsung empat kali dan rencananya debat kedua akan dilaksanakan pada 17 Feberuari 2019 mendatang. Melalui debat itu, pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin akan menyampaikan program kerjanya pada bidang-bidang lainnya.
“Kalau kita lihat materi yang dibahas semalam itu lebih banyak menyangkut isu yang selama ini berkembang (melalui media sosial) seperti masalah hoax yang melibatkan Ratna Sarumpaet dan hal-hal lain yang disinggung berulang kali,” sebut Ernes.
Selain itu, sangat disayangkan pasangan Capres-Cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandi ketika membicarakan sebuah isu tidak disertai bukti-bukti yang otentik. Kemudian ditanggapi pasangan calon, petahana Joko Widodo bahwa Indonesia adalah negara hukum. Apabila ada sesuatu yang berkaitan dengan hukum sebaiknya dibuktikan dengan fakta.
“Jika ada yang bersala silahkan ditindak, jangan hanya menyampaikan berita hoax atau opini. Padahal tidak ada bukti yang jelas tentang apa yang disampaikan oleh pasangan Prabowo-Sandi,” tutup Ernes. (mel)
