Manokwari, harianpapuanews.id – Bupati Kabupaten Manokwari, Demas Paulus Mandacan meresmikan laboratorium mini microbachter alfaafa (MA-11), program sosial Bank Indonesia Papua Barat yang diberikan kepada klaster cabai dan bawang, di Kantor Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Prafi, Manokwari, Senin, (21/01/2019).
Menurut Demas, bantuan yang diberikan merupakan wujud komitmen untuk terus mendukung pengembangan klaster pertanian binaan Bank Indonesia di Papua Barat yang telah dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Papua Barat dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Manokwari tentang Pembangunan dan Pengelolaan Laboratorium Mini MA-11 sejak 16 Juli 2018.
“Pemerintah memberikan apresiasi atas upaya Bank Indonesia dalam mengembangkan klaster cabai dan bawang. Kedepan diharapkan Bank Indonesia dan Pemkab Manokwari dapat terus bekerjasama dalam upaya pengembangan klaster, UMKM dan pengendalian inflasi,” kata Demas.
Sesuai kerjasama tersebut, Bank Indonesia Papua Barat akan melaksanakan pembangunan, penyediaan peralatan, dan pelatihan laboratorium mini MA-11. Adapun Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Manokwari menyediakan lahan bagi pembangunan laboratorium, pengelolaan/operasional, dan perawatan laboratorium mini MA-11.
“Perjanjian kerjasama ini juga merupakan tindak lanjut atas Nota Kesepahaman antara Bank Indonesia Papua Barat dan Pemerintah Kabupaten Manokwari sejak 3 Juli 2018 tentang kerjasama dan koordinasi dalam rangka pelaksanaan tugas pemerintah daerah dan Bank Indonesia,” tandas Demas.
Laboratorium mini MA-11 adalah tempat memproduksi dan memperbanyak microbachter alfaafa yang merupakan dekomposer peracik alami pupuk organik atau fermentasi campuran yang bermanfaat untuk mempercepat proses penguraian bokashi/feses/kotoran ternak menjadi pupuk organik. MA-11 juga dimanfaatkan sebagai bahan fermentasi hijauan sapi sehingga menghasilkan pakan sapi yang berkualitas.
“Bantuan laboratorium MA-11 ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia dan meningkatkan kesuburan tanah pertanian, sehingga produktifitas meningkat yang pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan petani klaster cabai dan bawang binaan Bank Indonesia,” ungkapnya.
Di samping itu, lanjut Demas, keberadaan laboratorium MA-11 juga diharapkan akan dapat mendukung penyediaan bahan pakan ternak berkualitas bagi petani binaan Bank Indonesia yang juga merupakan peternak. Pastinya tujuan utama keberadaan laboratoirum MA 11 tidak terlepas dari upaya pengendalian inflasi Papua Barat yang rendah dan stabil.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua Barat, Donny Heatubun yang menyerahkan laboratorium MA-11 tersebut diberikan kepada dua kelompok tani (Koptan) yaitu Rukun Tani dan Sub Karya Mulya dengan anggota masing-masing dua puluh petani.
Sebelumnya, Bank Indonesia Papua Barat telah menyelenggarakan Pelatihan Calon Operator Laboratorium Mini MA-11 serta Study Visit ke Laboratorium MA-11 Boyolali dan Demplot Pertanian Organik Hortikultura Binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo.
Kegiatan diselenggarakan sejak Selasa, 16 Oktober-Kamis 18 Oktober 2018 bertempat, di Balai Pelatihan Laboratorium MA-11, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo. (mel)