Manokwari, harianpapuanews.id – Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi Papua Barat, mencatat pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang (IBS) Naik 4,58 Persen, sedangkan industri mikro dan kecil (IMK) turun 13,66 persen pada triwulan III tahun 2018 dari triwulan III tahun 2017.
Kepala Bidang Statistik Produksi, pada BPS Papua Barat, Achmad Ali mengatakan, pertumbuhan prodiksi IBS Papua Barat pada triwulan III Tahun 2018 tumbuh sebsar 8,02 persen. Sektor industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang ayaman dari bambu, rotan dan sejenisnya naik sebesar 18,29 persen, sektor industri minuman naik sebesar 15,57 persen.
“Sedangkan sektor industri yang mengalami penurunan antara lain sektor industri makanan turun sebesar 31,50 persen, sektor industri jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan turun sebesar 11,22 persen (q-to-q). Adapun secara nasional, prosuksi industri manufaktur besar dan sedang mengalami pertumbuhan sebesar 4,13 persen pada triwulan III tahun 2018,” kata Achmad di Manokwari, Senin (12/11/2018).
Menurut Achmad, produksi IBS Provinsi Papua Barat triwulan III tahun 2018 tumbuh sebesar 4,84 persen dari tahun lalu di triwulan yang sama. Sektor yang mengalami pertumbuhan antara lain sektor industri minuman naik sebesar 28,48 persen, sektor industri jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan naik sebsar 26, 32 persen, serta sektor industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya naik sebsar 25, 00 persen.
“Sedangkan sektor industri makanan turun sebsar 37,21 persen (y-on-y). Adapun secara nasionla produksi industri manufaktir besar dan sedang mengalami pertumbuhan sebesar 5,04 persen,” jelas Achmad.
Pada triwulan ketiga tahun 2018 (q-to-q) prosukdi IMK tumbuh sebesar 9,00 persen dari triwulan II tahun 2018, Achmad menjelaskan, pertumbuhan produksi ini dipengaruhi oleh kenaikan produksi di beberapa sektor industri diantaranya, sektor industri kayu, barang dari kayu, dan gabus (tidak masuk furnitir) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya naik sebesar 24,38 persen, sektor industri minuman naik sebesar 19,92 persen, sektor industri furnitur naik sebesar 14,65 persen, sektor industri pakaian jadi naik sebesar 9,31 persen, sektor industri makanan naik sebesar 2,76 persen.
“Sedangkan sektor industri barang bagian bukan logam turun sebesar 7,62 persen. Adapun prosukdi industri manufaktur mikro dan kecil secara nasional turun sebesar 0,35 persen pada triwulan III tahun 2018,” jelasnya.
Achmad menuturkan, pada triwulan ketiga tahun 2018, produksi IMK Papua Barat mengalami penurunan sebesar 13,66 persen dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya (y-on-y). Sektor yang menyumbang pertumbuhan negatif antara lain, sektor industri makanan turun sebesar 38,65 persen, sektor industri barang galian bukan logam turun sebesar 36,44 persen, sektor industri kayu, barang dan kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya turun sebsar 13,07 persen, sektor industri barang logam bukan mesin dan peralatan lainnya turun sebesar 7,28 persen.
“Sementara itu, sektor industri furnitur naik sebesar 27, 98 persen, sektor indusri pakaian jadi naik sebesar 23,98 persen, serta sektor industri mnuman naik sebesar 19,70 persen. Adapun produksi industri manufaktir mikro dan kecil secara nasional naik sebesar 3,88 persen,” tandasnya. (mel)
