Manokwari, harianpapuanews.id – Bupati Manokwari, Provinsi Papua Barat, Demas Paulus Mandacan membeberkan alasan utama belum semua warganya menikmati air bersih akibat pipa iduk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sering mengalami kebocoran.
“Kemarin kita sudah koordinasi dengan PDAM untuk menyiapkan jaringan-jaringan ke rumah warga. Hanya masih terkendala dengan pembangunan pipa besar dari Maruni yang sering bocor, makanya air bersih ini belum bisa berjalan dengan baik,” kata Demas saat dikonfirmasi wartawan usai menghadiri rapat koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), di Ballroom Mansinam, Swissbel Hotel, Manokwari, Senin (18/02/2019).
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) telah menyerahkan PDAM ini untuk dikelola Pemkab Manokwari. Namun, Demas dengan tegas menolak menandatangani berita acaranya karena pembangunan pipa induk air bersih itu belum maksimal.
“Masih ada pipa yang bocor-bocor, sehingga saya tolak tandatangan berita acara penyerahannya. Makanya air bersih belum masuk ke rumah-rumah (penduduk),” tegas Demas.
Meski demikian, Pemkab Manokwari tengah berupaya agar pembangunan air bersih ini secepatnya diselesaikan karena salah satu pemicu inflasi di Kabupaten Manokwari adalah air bersih.
“Ya, kita akan tunggu pipa besar itu sampai bagus, baru jaringannya nanti dibagikan ke rumah-rumah,” pungkas Demas.
Berdasarkan hasil pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat, perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Januari 2019, secara umum menunjukkan kenaikan. Kota Manokwari mengalami inflasi sebesar 1,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 133,39.
Dari 82 kota IHK, tercatat 73 kota mengalami inflasi. Bahkan, Kota Manokwari menempati peringkat inflasi kelima di Indonesia. Inflasi Kota Manokwari terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran yakni, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 2,75 persen. (mel)
