Jayapura, harianpapuanews.id – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Papua Barat (Pabar) dan Papua berkolaborasi bersama Balai Jasa Kontruksi, Wilayah VII Jayapura, mendidik Narapidana agar menjadi mandiri sebelum keluar dari dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).
“Narapidana harus menjadi mandiri. Dia harus keluar dari Lapas dengan bekal keterampilan guna menunjang penghidupannya ke depan,” kata Kakanwil Kemenkumham Pabar, Anthonius M Ayorbaya melalui siran persnya, Jumat (12/04/2019).
Petugas Lapas di luar pengamanan, kata Anthonius, tidak fokus untuk melaksanakan pembinaan lantara tidak memiliki basic kompetensi yang menjadi program kerja secara berkesinambungan untuk membina Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
“Pertemuan ini difokuskan untuk pelatihan petugas pemasyarakatan menjadi mandor mandiri, sebagai bekal untuk memberikan pelatihan kepada para Narapidana. Sasaran akhir dari pembinaan ini adalah untuk membuat warga binaan kita jadi mandiri,” tegas Anthonius
Menurut Anthonius, pada proses pembinaan kemandirian Narapidana akan menjadi tanggung jawab petugas Lapas jauh lebih baik, dengan pelatihan yang telah disetujui oleh Balai Konstruksi. Hal ini menjadi mimpi dan baru terwujud lewat kolaborasi Kemenkumham melalui Direktur Jenderal Pemasyarakatan dengan Direktur Jenderal Bina Konstruksi di Jakarta.
“Ini akan menjadi mimpi Pemasyarakatan, karena Pemasyarakatan sangat terbatas. Terbatas dari SDM (Sumber Daya Manusa), fasilitas penunjang dan sarana prasarana. Lewat momentum ini harus dikolaborasikan dan disinergikan bersama, sehingga dapat memberikan output dan outcome yang terbaik, dan kita optimis untuk Narapidana keluar dari Lapas dengan sebuah harapan di masa yang akan datang,” ujarnya.
Kepala Seksi Perencanaan dan Informasi Balai Kontruksi Wilayah VII Jayapura, Dwi Retno Wardani mengatakan, kehadiran Pimti Pratama, Kanwil Pabar dan Papua, sangat cocok dengan program kerja balai.
Di mana, Narapidana sudah memiliki basic dalam pertukangan, dalam tenaga kerja konstruksi, kemudian untuk dilatih dan dipersiapkan kembali ke lingkungan masyarakat.
“Syarat dalam pelatihan yang penting dia bisa baca tulis, memiliki ijazah setingkat SMA sederajat, dan memiliki basic pertukangan,” kata Wardani.
Tahun ini untuk wilayah Papua, Balai Konstruksi menargetkan tiga Lapas untuk ikut serta dalam pelatihan tersebut, dua diantaranya Lapas dari Pabar dan satunya lagi adalah Lapas Abepura-Papua.
“Kanwil Kemenkumham Papua juga kedepan diharapkan dapat mengaplikasikan hal serupa sama seperti yang dilakukan Papua Barat, supaya kedua kanwil ini dapat maju bersama-sama,” tutur Wardani.
Pelaksana Tugas Harian (Plh) Kakanwil Kemenkumham Papua, Pagar Butar Butar mengaku akan mendorong agar sinergitas ini menjadi prioritas. Menurutnya, jajaranya akan segera merumuskan dan mengambil langkah-langkah kongkrit dalam sinergitas bersama Balai Konstruksi pada divisi terkait. Untuk itu, Kepala Divisi Pemasyarakatan akan menyiapkan SDM petugasnya agar mengikuti pelatihan di Balai Konstruksi ini.
“Hendaknya ini menjadi kebijakan yang mendorong program pimpinan, bagaimana memberdayakan Narapidana melalui kesiapan dari SDM petugas kita terkait dengan pemberian keterampilan kelistrikan dan las. Kita mendorong itu untuk pemasyarakatan yang mandiri, maju dan smart,” pungkasnya. (*/mel)