Timika, harianpapuanews.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika menyatakan sangat optimis mengeliminasi penyakit malaria sebelum penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX yang akan dilaskanakan pada 2020 mendatang. Pasalnya, Mimika menjadi salah satu kabupaten penyelenggara even nasional tersebut.
Eliminasi malaria ketika Annual Paracite Incidence (API) malaria dibawah 1 per 1000 penduduk. Pada akhir 2017, API malaria Mimika masih di angka 426 per 1000 penduduk. Namun Sekretaris Dinkes Mimika, Reynold Ubra mengatakan, API malaria sudah berhasil diturunkan secara signifikan hingga pertengahan tahun ini.
“Kejadian malaria bisa diturunkan dan dieliminasi. Di bulan Juni 2018, API sudah turun empat kali lipat, menjadi 114 per 1000 penduduk,” kata Reynold kepada wartawan, Jumat (21/09/2018).
Menuju eliminasi, Reynold menjelaskan, Dinkes Mimika menerapkan dua strategi. Pertama, menjaga kepatuhan minum obat pasien. Pada strategi ini, Dinkes akan melibatkan kader kampung kelurahan di wilayah Puskesmas seputaran Kota Timika untuk ikut memantau kepatuhan minum obat pasien malaria.
“Pekan depan kita mulai running dengan melatih kader kampung di lima wilayah puskesmas,” katanya.
Basis dari strategi ini adalah hasil penelitian Yayasan Pengembangan Kesehatan dan Masyarakat Papua (YPKMP) Kabupaten Mimika yang membuktikan, kepatuhan pasien mengonsumsi obat jenis primaquine pada penyakit malaria vivax atau tersiana mampu menurunkan angka kasus hingga 57 persen.
Malaria jenis ini dikenal sebagai jenis malaria kambuhan yang hanya bisa disembuhkan dengan meminum obat jenis primaquine secara teratur selama 14 hari berturut-turut.
“Lebih enam puluh persen kasus malaria di Timika adalah kasus kambuhan. Pasien tidak patuh dosis, tidak tepat waktu minum obat bahkan ada yang tak bisa menghabiskan obatnya,” ungkapnya.
Kedua, lanjut Reynold, menyangkut aspek pelayanan, setiap pengunjung Puskesmas baik dengan gejala maupun tanpa gejala diwajibkan melewati pemeriksaan malaria. Strategi tersebut akan melibatkan lima Puskesmas sebagai model ditambah beberapa klinik swasta di Kota Timika. Dinkes Mimika akan melatih tenaga kesehatan klinik swasta sebelum terlibat pada program tersebut.
Hal ini ditempuh dengan masih berdasarkan hasil penelitian YPKMP dan hasil scaling up Dinkes Mimika bersama Dinkes Provinsi Papua pada Agustus lalu. Dua penelitian itu membuktikan parasit malaria banyak ditemukan pada warga yang tanpa gejala malaria.
“Untuk menerapkan kebijakan ini, kami butuh persetujuan Dinkes Provinsi. Rencana saya akan ke Jayapura pada 24 September ini untuk membicarakan hal ini. Setelah kembali, strategi ini bisa langsung dijalankan,” pungkasnya. (bur)
